Empowering 20,000 Youth to Change Indonesian Education

Dengan banyaknya manfaat yang diperoleh kelompok, Indonesia mempunyai kapasitas yang besar untuk melakukan perbaikan. Meski demikian, kapasitas ini tidak dapat dikenali tanpa struktur pengajaran yang kuat. Di tengah kendala tersebut, sebenarnya telah muncul gerakan motivasi bernama Gardian yang bertujuan untuk menggerakkan 20.000 pemuda untuk berkolaborasi meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh tanah air. Program ini bukan sekadar upaya bersama; Hal ini merupakan wujud nyata dari semangat kerja sama dan kepedulian terhadap masa depan negara.

Mengapa Gardian Penting? Pendidikan sebagai Pilar Utama Negara

Pendidikan adalah investasi finansial jangka panjang. Negara-negara maju senantiasa didukung oleh personel berkualitas tinggi. Sayangnya, variasi pengajaran di Indonesia masih menjadi perhatian utama. Banyak daerah terpencil tidak memiliki tenaga pengajar yang cukup, pusat pendidikan yang memadai, dan akses terhadap pengetahuan yang cerdik. Ini adalah ruang yang ingin diisi oleh Gardian. Dengan konsentrasi pada pemberdayaan generasi muda sebagai representasi modifikasi, Gardian bermaksud mempercepat peredaran setara dan meningkatkan kualitas pendidikan dari Sabang hingga Merauke. 1NMENANG rekomendasi Tautan 1NWIN

Maju Bersama: Teknik dan Efek Asli Gardian

Gerakan Gardian tidak hanya berfokus pada kuantitas tetapi juga kualitas. Para pemuda yang diikutsertakan akan dibekali dengan berbagai pelatihan, mulai dari pedagogi modern, penggunaan inovasi dalam ilmu pengetahuan, hingga pengembangan karakter peserta didik. Mereka akan dilepaskan ke berbagai daerah, bekerja sama dengan sekolah dan lingkungan regional untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan memotivasi.

Dampak yang diharapkan dari gerakan Gardian yang melibatkan 20.000 pemuda sangatlah besar:

  • Peningkatan Akses dan Kualitas Perolehan: Keberadaan pemuda Gardian akan membantu mengurangi variasi pembelajaran, khususnya di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (disebut 3T).
  • Perkembangan dalam Mengetahui: Pemuda membawa energi dan konsep segar. Mereka akan menyajikan pendekatan pengetahuan yang lebih interaktif dan sesuai dengan kebutuhan modern.
  • Penguatan Karakter: Selain unsur skolastik, Gardian juga akan menonjolkan nilai pendidikan karakter, menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan etika pada generasi muda.
  • Pemberdayaan Lingkungan: Gerakan ini akan memotivasi keterlibatan aktif lingkungan dalam mendukung pendidikan, meningkatkan rasa kepemilikan terhadap pengembangan pendidikan di lokasi mereka.

Guardia: Pendidikan Mengemudi bagi 20.000 Remaja di Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana kemitraan dan semangat yang dinamis dapat menjadi kekuatan transformatif dalam memajukan negara.

Kemitraan Multisektoral: Rahasia Kesuksesan Gardian

Kesuksesan Gardian didukung oleh bantuan dari berbagai pihak. Kemitraan dengan pemerintah federal, perusahaan non-pemerintah, sektor ekonomi, dan, tentu saja, lingkungan yang lebih luas sangatlah penting. Dengan sinergi yang kuat, Gardian berkembang dari sekedar program menjadi sebuah gerakan berskala nasional yang secara berkelanjutan mendorong roda pendidikan di Indonesia menuju arah yang lebih baik. Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan kita semua, dan Gardian adalah salah satu pilar penting untuk mewujudkannya.

PTKI Sumatera Terdampak Banjir: Kemenag Berikan Dukungan Relaksasi Akademik

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian besar Sumatera telah menyebabkan banyak kerugian, termasuk di sektor pendidikan. Ribuan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di berbagai wilayah terkena dampak langsung, menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan studi mereka. Sebagai tanggapan atas keadaan darurat ini, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia segera mengambil tindakan proaktif dengan menerapkan kebijakan relaksasi akademik. Kebijakan ini diharapkan menjadi solusi di tengah kesulitan, menjamin keselamatan dan kelangsungan pendidikan bagi mahasiswa PTKI yang terdampak.

Ketika Alam Menguji: Dampak Banjir pada Pendidikan Tinggi Keagamaan

Banjir dan tanah longsor di Sumatera memberikan dampak signifikan bagi komunitas pendidikan. Setidaknya 30 perguruan tinggi mengalami kerusakan serius, mulai dari kerusakan fasilitas kampus, gangguan akses, hingga pemadaman listrik dan komunikasi. Kondisi ini sangat mengganggu proses belajar-mengajar, ujian, dan penelitian. Mahasiswa tidak hanya kehilangan akses ke kampus tetapi juga harus menghadapi dampak psikologis dan finansial akibat bencana ini. Mereka berisiko kehilangan waktu pendidikan, menunda kelulusan, atau bahkan putus studi. 1nmenang

Oase di Tengah Badai: Relaksasi Akademik dari Kemenag

Memahami urgensi situasi, Kemenag dengan cepat mengeluarkan kebijakan relaksasi akademik untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa PTKI yang terdampak. Kebijakan ini meliputi penyesuaian jadwal kuliah dan ujian, perpanjangan masa studi, serta kebijakan pembayaran SPP atau bantuan finansial lainnya. Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam menjaga kelangsungan pendidikan, terutama di PTKI yang berperan penting dalam mencetak cendekiawan muslim di Indonesia.

Sinergi Penanganan: Tidak Hanya Kemenag, Kemdiktisaintek Turut Bertindak

Penanganan dampak bencana ini bukan hanya tugas satu kementerian. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) juga berperan aktif. Mereka terlibat dalam pemulihan kampus terdampak dengan fokus pada pemulihan infrastruktur, penyediaan bantuan teknis, dan dukungan bagi dosen dan staf. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memulihkan institusi pendidikan sehingga kegiatan akademik dapat segera berlanjut.

Banjir juga melumpuhkan aktivitas PTS di Aceh, membuat beberapa kampus terisolir dan harus menunda kegiatan akademik selama 1 hingga 2 minggu.

Harapan dan Langkah ke Depan: Membangun Ketahanan Pendidikan

Relaksasi akademik dan upaya pemulihan ini adalah langkah awal yang penting. Tantangan ke depan adalah membangun ketahanan sistem pendidikan tinggi agar lebih siap menghadapi bencana serupa di masa depan. Ini mencakup pengembangan infrastruktur kampus yang tahan bencana, pembelajaran jarak jauh yang efektif, dan dukungan psikososial untuk sivitas akademika. Dengan demikian, meskipun tantangan dari alam kembali muncul, semangat belajar dan mengajar akan tetap menyala.

SMAN 37 Jakarta: Pendidikan, Perjuangan, dan Relokasi di Tepi Rel

SMAN 37 Jakarta, sebuah lembaga pendidikan di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, menghadirkan cerita unik di ranah pendidikan. Hanya berjarak lima meter dari rel kereta aktif, sekolah ini menawarkan pengalaman belajar yang berbeda. Suara serta getaran kereta api sering menjadi ‘teman’ selama proses belajar mengajar.

Harmonika Kereta dan Pembelajaran yang Terganggu

Bayangkan sebuah kelas di mana dentuman keras dan getaran kereta api yang melintas setiap 3 hingga 5 menit mengganggu konsentrasi. Inilah kenyataan yang dihadapi oleh siswa dan master di SMAN 37 Jakarta. Kebisingan hingga 70 desibel memaksa jeda dalam proses belajar, dengan meja yang bergetar dan papan tulis bergoyang hingga pelajaran harus tertunda sesaat. Situasi ini menjadi tantangan besar dalam mencapai pembelajaran yang efektif.

Adaptasi dan Harapan di Tengah Keterbatasan

Meski menghadapi tantangan berat, komunitas akademik SMAN 37 Jakarta menunjukkan semangat luar biasa dalam beradaptasi. Para master mencari cara kreatif untuk tetap menyampaikan materi, sementara siswa belajar mengelola fokus di tengah gangguan. Di balik semangat ini, tersimpan harapan besar untuk lingkungan belajar yang lebih kondusif dan aman.

Keselamatan menjadi kekhawatiran utama. Lokasi dekat dengan rel kereta menimbulkan risiko signifikan bagi siswa dan staf sekolah. Oleh karena itu, rencana relokasi menjadi isu penting yang dipertimbangkan.

Secercah Harapan: Relokasi Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan telah merencanakan relokasi dan pembangunan ulang SMAN 37 Jakarta. Lokasi baru, sekitar 1 kilometer dari tempat sekarang, diharapkan memberikan solusi jangka panjang terhadap kebisingan, getaran, dan risiko keselamatan.

Relokasi ini bertujuan lebih dari sekadar pemindahan bangunan fisik; ini adalah upaya menciptakan lingkungan belajar yang perfect. Di lokasi yang lebih aman dan tenang, siswa diharapkan dapat fokus tanpa gangguan, dan master dapat mengajar dengan damai. Dengan begitu, SMAN 37 Jakarta diharapkan semakin mengukir prestasi dan melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

Menuju Period Baru Pendidikan Berkualitas

Kisah SMAN 37 Jakarta mengingatkan kita akan pentingnya lingkungan yang mendukung dalam pendidikan. Relokasi ini menandai age baru bagi sekolah, langkah penting menuju peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan seluruh komunitas sekolah. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, SMAN 37 Jakarta siap menyambut masa depan yang lebih cerah, bebas dari ‘harmonika kereta’ yang selama ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarahnya.

Fenomena Anak Jakarta: Dari Baju Sekolah ke Seragam Kerja

Fenomena anak-anak di Jakarta yang memilih bekerja ketimbang melanjutkan pendidikan formal telah menjadi perhatian serius. Di salah satu pusat ekonomi terbesar Indonesia ini, muncul pertanyaan mendalam tentang prioritas, kondisi sosial, dan masa depan generasi muda. Data dan laporan terbaru mengindikasikan bahwa keputusan untuk “melepaskan seragam sekolah demi seragam kerja” ini sering kali bukan pilihan, melainkan keharusan.

Keputusan Berat: Pendidikan vs. Kebutuhan Ekonomi

Laporan dari Dinas Pendidikan Jakarta, khususnya di Jakarta Barat, mengungkapkan adanya sejumlah anak yang harus meninggalkan pendidikan mereka demi bekerja. Alasan utama yang sering dikemukakan adalah tekanan ekonomi keluarga. Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan dengan biaya hidup yang tinggi, beberapa keluarga menghadapi dilema antara menjaga anak di sekolah atau memenuhi kebutuhan harian.

Anak-anak ini, meskipun masih di usia sekolah, merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi pada pendapatan keluarga. Ini adalah pengorbanan besar yang mereka lakukan, mengabaikan hak mendapatkan pendidikan yang layak demi keberlangsungan hidup keluarga. Togel Online

Suara Keresahan dari Banyak Pihak

Fenomena ini tidak hanya mendapat perhatian dari pemerintah, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Berbagai media, termasuk Kompas.com dan Detik.com, telah membahas isu ini, menyoroti kompleksitas masalah dan dampaknya terhadap masa depan anak-anak. Kekhawatiran muncul akan potensi hilangnya kesempatan anak-anak ini untuk berkembang optimal, terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat minimnya akses pendidikan dan keterampilan.

Intervensi dan Harapan: Pendampingan untuk Masa Depan

Untuk menanggapi situasi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergerak dengan langkah konkret guna mengatasi masalah putus sekolah akibat faktor ekonomi. Salah satu langkah yang direncanakan adalah memberikan pendampingan intensif bagi anak-anak yang terpaksa bekerja, serta program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Tujuannya adalah untuk membekali mereka agar dapat bersaing di dunia kerja, sekaligus terus mendorong mereka untuk tidak sepenuhnya meninggalkan pendidikan. Harapannya, program ini dapat menjadi jembatan bagi anak-anak tersebut untuk kembali mengejar impian mereka, atau minimal memastikan masa depan yang lebih baik dengan keterampilan yang memadai.

Kolaborasi Menyeluruh untuk Generasi Penerus

Masalah anak-anak yang lebih memilih bekerja daripada pendidikan mencerminkan tantangan sosial ekonomi yang lebih besar. Untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi yang mencakup pemerintah, keluarga, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan memastikan setiap anak memiliki akses setara terhadapnya adalah tanggung jawab bersama. Dengan dukungan yang tepat, kita berharap setiap anak di Jakarta memiliki kesempatan untuk memenuhi potensi penuh mereka, tanpa harus memilih antara buku dan kebutuhan sehari-hari.

SMK Negeri 2 Pengaron: Membangun SDM Unggul untuk Masa Depan Pendidikan Kalsel!

Banjar, Kalimantan Selatan — Pada tanggal 29 April 2024, SMP NEGERI 2 PENGARON merayakan ulang tahun ke-21 dengan meriah. Acara ini bukan hanya untuk merayakan sejarah, tetapi juga untuk menegaskan kembali komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan daerah berdasarkan nilai-nilai unggul dan kemandirian.

Acara puncak ulang tahun ke-21 diadakan di aula sekolah, dengan kehadiran Husnul Khatimah, Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM)sebagai perwakilan dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa SMP NEGERI 2 PENGARON bukan hanya lambang kemajuan pendidikan, tetapi juga panutan itu perlu diperkuat.

“Di usia 21 tahun, SMP NEGERI 2 PENGARON diharapkan dapat terus berupaya memajukan dunia pendidikan di Kalimantan Selatan,” ujar Husnul Khatimah. “Kita harus membentuk SDM yang unggul, berkualitas, dan berkarakter—termasuk lulusan SMP NEGERI 2 PENGARON.”

Mendirikan Pendidikan Berbasis Potensi Lokal

Sejak didirikan pada tahun 2003, SMP NEGERI 2 PENGARON telah tumbuh dari sekolah biasa menjadi Sekolah Penggerak yang diakui oleh Kemendikbud. Fokus sekolah ini adalah mengubah pendidikan dari ‘Kursus Pengetahuan’ menjadi ‘pembelajaran hidup’:

  • Penerapan metode Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
  • Penguatan literasi digital dan kewirausahaan
  • Keterlibatan siswa dalam program pengabdian masyarakat
  • Pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan

“Sekolah ini bukan hanya tempat belajar—tapi laboratorium kehidupan, dimana setiap siswa diajak menjadi agen perubahan,” jelas Kepala Sekolah dalam sambutannya.

Prestasi yang Menggema di Tataran Regional dan Nasional

Selama dua dekade, SMP NEGERI 2 PENGARON telah menghasilkan puluhan siswa berprestasi tingkat nasional:

  • 96% lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
  • 12 siswa lolos ke Kompetisi Sains Nasional (KSN) di berbagai bidang
  • Beasiswa penuh dari berbagai lembaga pendidikan nasional
  • Juara lomba Inovasi Siswa Tingkat Provinsi dan Nasional

Keberhasilan ini bukan kebetulan, tetapi hasil dari lingkungan belajar yang kolaboratif, guru-guru berdedikasidan dukungan penuh dari pemerintah daerah serta masyarakat.

Visi Masa Depan: Sekolah Penggerak yang Membangun Bangsa

Dalam mengejar visi jangka panjang, SMP NEGERI 2 PENGARON akan meluncurkan strategi baru pada tahun 2025:

  • Program Siswa Berprestasi Masa Depan (SBM): Pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen proyek
  • Kemitraan dengan secara lokal dan UMKM untuk pelatihan kerja nyata
  • Pembentukan Sekolah Berwawasan Lingkungan dengan lahan pertanian siswa
  • Pengembangan portofolio digital sebagai standar evaluasi siswa akhir

“Pendidikan bukan semata untuk nilai—tetapi untuk menciptakan individu yang bisa menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan, moral, dan jiwa kepemimpinan,” tambah Kepala Sekolah.


🌿 “Satu sekolah kecil dari desa dapat menjadi pemicu kemajuan besar. SMP NEGERI 2 PENGARON telah membuktikan hal ini.” — Staf Ahli Gubernur Kalsel, Husnul Khatimah

Talenta Kota Tual: Siswa-Siswa Berprestasi Siap Harumkan Nama Maluku di Ajang Nasional!

Kota Tual, Maluku — Dalam sebuah terobosan signifikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Timur, Kota Tual kembali meraih pencapaian luar biasa di bidang akademik dan keterampilan siswa. Hari ini, 23 siswa berprestasi dari berbagai tingkatan sekolah di Tual secara resmi diangkat sebagai duta pendidikan Maluku untuk bertanding di tingkat nasional, setelah berhasil lolos dari seleksi ketat ribuan peserta dari wilayah Maluku Timur.

“Kami sangat bangga atas prestasi luar biasa yang diraih oleh putra-putri terbaik Kota Tual. Mereka adalah harapan baru bagi Maluku, yang siap membawa nama daerah ke pentas nasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tual dalam sambutannya pada acara pelantikan para peserta.

Kinerja tercapai

Siswa-siswa ini telah meraih posisi juara 1 dan 2 dalam berbagai kompetisi tingkat provinsi seperti:

  • Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang IPA, Matematika, dan IPS
  • Lomba Debat Bahasa Indonesia
  • Lomba Cipta Karya Tulis Ilmiah (KTI)
  • Kompetisi Kesenian dan Keterampilan (tari, vokal, dan seni lukis)

“Bahkan salah satu siswa dari SMP Negeri 1 Tual berhasil meraih juara nasional dalam OSN bidang IPA, menandai sejarah pertama kali Tual meraih hasil seperti ini di level nasional,” tambah seorang expert yang terlibat dalam pelatihan seleksi.

Sekolah Terbaik dan Pelatihan Intensif

Beberapa sekolah yang paling banyak mengirimkan peserta adalah:

  • SD NEGERI 15 Tual
  • SMP Negeri 1 Tual
  • SMA Negeri 1 Tual
  • SMK Negeri 1 Tual
  • SMP Islam Al-Falah

Para peserta telah menjalani pelatihan intensif selama tiga bulan terakhir, dipimpin oleh tim expert dari Dinas Pendidikan dan mitra pendidikan dari Universitas Pattimura. Fokus utama pelatihan ini adalah pembinaan psychological, strategi kompetisi, serta kesiapan akademik dan fisik.

Dampak Jangka Panjang

Program ini bukan sekadar tentang kompetisi, tetapi merupakan bagian dari visi strategis Kota Tual untuk:

  1. Meningkatkan standing pendidikan di wilayah Maluku Timur
  2. Menciptakan plan pelatihan siswa berprestasi secara berkelanjutan
  3. Menarik perhatian pemerintah dan lembaga donor untuk investasi pendidikan di daerah terdepan

“Tual bukan lagi sekadar kota ujung dunia– kini Tual adalah kota berprestasi. Semakin banyak anak muda yang terinspirasi untuk terus berkarya dan meraih prestasi,” ungkap Ketua Komite Sekolah Kota Tual.

Langkah Selanjutnya

Tim pelatihan akan terus mempersiapkan siswa hingga hari pelaksanaan, termasuk:

  • Simulasi kompetisi di ruang yang menyerupai location nasional
  • Bimbingan psikologis untuk mengatasi tekanan kompetisi
  • Kunjungan studi banding ke kota-kota dengan prestasi pendidikan unggul

Diharapkan, tahun ini Kota Tual akan meraih pencapaian lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya dan bahkan menjadi daerah pertama di Maluku yang mendapatkan perwakilan di lima kategori kompetisi nasional pada saat yang sama.

Diskon Pendidikan untuk Ribuan Siswa: Bantuan Rp 2 Juta per Siswa di SMK Brebes

Brebes, Jawa Tengah– Pada 27 MEI 2025 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan Program Kemitraan Sekolah Program ini menetapkan empat SMK swasta di Kabupaten Brebes sebagai sekolah mitra Untuk memberikan pendidikan bebas bagi siswa yang berstatus afirmasi, miskin, sangat miskin, dan miskin ekstrem.

Ruang Lingkup Program

  • Akreditasi minimum B adalah syarat utama bagi sekolah untuk bergabung dalam jaringan kemitraan.
  • Setiap sekolah menerima 36 siswa per rombongan belajar (Rombel) dengan overall kuota lebih dari 5.000 siswa di seluruh provinsi. Ini adalah program pertama sejenis di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK .
  • Dana bantuan Rp 2.000.000 per siswa disalurkan langsung ke masing-masing sekolah untuk menutupi kebutuhan harian, seragam, sepatu, serta biaya asrama Saat dibutuhkan, buat pendidikan bebas Untuk keluarga yang mendapat manfaat. SMK MUHAMMADIYAH PAGUYANGAN

“Sekolah ini gratis dari gubernur. Selain itu, terdapat juga sekolah boarding lengkap, sekolah semi-boarding, sebagian konvensional di antaranya ada yang satu rombel di asramakan, dan semuanya dibiayai gratis mulai dari kebutuhan harian hingga sekolah, baju, sepatu, dan lainnya.”– Djatnika Ainul Karim Kasubag TU Dinas Pendidikan Wilayah XI Jawa Tengah.

Dampak yang Diharapkan

  1. Peningkatan Akses Pendidikan bagi ribuan anak dari keluarga kurang mampu, membantu menurunkan angka putus sekolah.
  2. Penguatan SDM vokasi melalui SMK yang sudah terakreditasi B, agar lulusan siap digunakan di dunia industri.
  3. Pengurangan beban ekonomi keluarga karena seluruh kebutuhan pendidikan dan asrama sudah ditanggung oleh pemerintah.
  4. Design replikasi untuk kabupaten lain di Jawa Tengah maupun provinsi lain, menjadikan kemitraan publik-swasta sebagai strategi utama pemerataan pendidikan.

Langkah Selanjutnya

  • Dinas Pendidikan Wilayah XI akan Pantau implementasi dan menyusun laporan evaluasi tiap term untuk memastikan kualitas pembelajaran terjaga.
  • Ekspansi program ke lebih banyak SMK swasta di provinsi diproyeksikan pada tahun 2026, dengan target menambah kuota hingga 8.000 siswa .
  • Sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat desa dan kota tentang hak memperoleh pendidikan gratis, guna mengoptimalkan pemanfaatan kuota yang ada.

“Program kemitraan yang dilakukan oleh Pemprov Jateng mampu menambah kuota hingga lebih dari 5.000 siswa . Program ini pertama di Indonesia sekaligus menunaikan janji politik kami, memberikan akses pendidikan bagi siswa miskin.”– Komjen Pol (P) Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK .

.

Pemimpin PKK Lampung dan Pramuka SMA Al-Kautsar Diskusikan Pemberdayaan Perempuan

Bandar Lampung – Pada hari Kamis (26 Juni 2025), kelompok Pramuka SMA Al-Kautsar mengundang Purnama Wulan Sari Mirzayang menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Lampung, untuk berbagi wawasan sebagai bagian dari acara Dialog Kepemimpinan 2025.

Wulan, yang juga memimpin sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampungmenyoroti bahwa keikutsertaan perempuan sangat penting dalam pembangunan provinsi. Dia mengatakan, “Peran serta kontribusi perempuan sangat dibutuhkan dalam pembangunan Lampung; dengan pemberdayaan dan emansipasi hak-hak perempuan, kesetaraan gender menjadi agenda utama yang harus diperjuangkan. “

Tiga Elemen Penting untuk Pembangunan

Wulan menjelaskan tiga pilar yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda, khususnya anggota Pramuka:

Pramuka sebagai Wahana Kepemimpinan

Sebagai pemimpin TP-PKK, itu menekankan manfaatnya Pramuka dalam membangun nilai-nilai kedisiplinan, gotong royong, pendidikan, dan kepemimpinan. Wulan juga memuji program Scoutpreneur 2025yang mendorong para siswa untuk mengembangkan usaha kreatif. Salah satu produk unggulan mereka ialah gantungan kunci yang kini telah dijual secara luas, mencerminkan keberhasilan integrasi pendidikan formal dengan kewirausahaan.

“Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran generasi muda, khususnya perempuan, akan pentingnya kesetaraan gender, pemberdayaan, dan emansipasi wanita,” katanya.

Harapan dan Cita-cita Pramuka

Perwakilan Pramuka SMA Al-Kautsar—Muhammad Abdullah Azzam, Ghaziah Nabila Fairuz, Nayaka Parahita Bastari, Siti Fatimah Azzahra, dan Aqilah Althafunisa—menyampaikan aspirasi mereka terkait isu kesetaraan gender dan menekankan pentingnya persiapan menghadapi tantangan masa depan. Azzam menambahkan, “Dengan dialog ini, kami mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan kompetitif.” SMAS Immanuel Bandar Lampung

Dengan kolaborasi antara TP-PKK, Dekranasda, dan Pramuka, Wulan menutup pertemuan dengan deklarasi: “Perempuan bukan hanya penerima manfaat, namun juga pembuat keputusan dalam proses pembangunan.”

Prestasi Olahraga: 17 Siswa Bombana Terima Uang Pembinaan

Pada Jumat, 1 Agustus 2025Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bombana menyalurkan dana bantuan kepada 17 siswa berprestasi yang telah meraih pencapaian mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi di berbagai cabang olahraga. Acara ini dimulai dengan kegiatan senam pagi bersama yang melibatkan siswa, guru pembina, dan pegawai dinas di halaman kantor Disdikbud. Acara ini dipimpin secara simbolis oleh Plt. Kepala Dinas, Ir. Asdar Darwis, ST., M.S.P.yang dalam sambutannya mengungkapkan, “Kalian adalah teladan bagi teman-teman yang lain dan mutiara di padang pasir. Semoga prestasi ini menjadi awal dari keberhasilan yang lebih besar di masa depan”. Ini adalah langkah nyata pemerintah daerah untuk memotivasi, mengembangkan potensi olahraga, dan membentuk generasi muda yang sehat, disiplin, dan berdaya saing tinggi.

Waktu dan Lokasi

Jumat, 1 Agustus 2025di halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana, acara dimulai dengan senam pagi yang mengikutsertakan siswa, guru, dan pegawai dinas, menggambarkan semangat kebersamaan dan sportivitas.

Tokoh Penting

  • IR. Asdar Darwis, St., MSP – Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana, yang secara simbolis menyerahkan dana pembinaan.
  • 17 siswa berprestasi – perwakilan dari berbagai sekolah yang telah meraih prestasi di tingkat kabupaten hingga provinsi.

Bentuk Dukungan

Pemberian dana sebagai bentuk penghargaan terhadap pencapaian olahraga dan dukungan finansial untuk persiapan pelatihan, peralatan, dan kompetisi mendatang.

Tujuan dan Harapan Pemerintah

Kutipan Kunci

Kalian adalah teladan bagi teman-teman yang lain dan mutiara di padang pasir. Semoga prestasi ini menjadi awal dari keberhasilan yang lebih besar di masa depan,” ujar Ir. Asdar Darwis dalam sambutannya SMA NEGERI 01 BOMBANA

Dampak bagi Siswa

  • Pengakuan resmi Itu meningkatkan kepercayaan diri mereka.
  • Dana tambahan untuk keperluan pelatihan, peralatan, dan partisipasi lomba.
  • Jaringan yang diperoleh melalui hubungan dengan pejabat daerah, membuka peluang beasiswa atau program lanjutan.

Penutup Acara

Acara diakhiri dengan foto bersama antara siswa, guru, dan pimpinan Disdikbud, menandai komitmen berkelanjutan dari pemerintah Kabupaten Bombana dalam mengembangkan generasi muda yang sehat, disiplin, dan berdaya saing tinggi.

SMPN 8 Yogyakarta Triumphs with Gold at 2025 Bali International Choir Festival

SMPN 8 Yogyakarta sekali lagi mencapai kesuksesan luar biasa di panggung internasional. Pada tanggal 1 Agustus 2025, 18 siswa dari SMA 8, bersama dengan perwakilan dari SMPN 1 Jogja, dengan bangga membawa pulang medali emas dalam kategori “Musik Agama” di Bali International Choir Festival (BICF) 2025, diadakan di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Badung, Bali.

“Sebanyak 18 siswa dari sekolah ini berhasil memenangkan medali emas di babak kejuaraan Bali International Choir Festival (BICF), yang diselenggarakan pada 1 Agustus 2025, di Bali.” – – Harian Jogja

Latar belakang festival

BICF 2025 menyambut lebih dari 3.500 penyanyi dari 40 negara, menjadikannya kompetisi paduan suara terbesar di wilayah Asia-Pasifik. Kompetisi ini mencakup beragam kategori, dari paduan suara campuran hingga paduan suara anak -anak, semuanya dinilai berdasarkan standar internasional.

Achievements of SMPN 8 Yogyakarta

Persiapan intensif

  • Latihan Harian Selama 6 Bulan dengan pelatih vokal profesional dan guru musik.
  • Kolaborasi lintas sekolah untuk meningkatkan kekayaan dan harmoni vokal.
  • Program Ekstrakurikuler Khusus menekankan disiplin, kerja tim, dan apresiasi budaya.

Reaksi dan dukungan

  • School Principal of SMPN 8, Mr. Hadi Susantomenyatakan, “Prestasi ini membuktikan bahwa berinvestasi dalam seni dapat menyebabkan kesuksesan internasional.”
  • Kantor Pendidikan Kabupaten Sleman berencana untuk meningkatkan anggaran untuk program musik di semua sekolah menengah pertama.
  • Orang tua dan penghuni mengadakan acara yang ramah di sekolah, menandai kebanggaan kolektif mereka dalam pencapaian ini.

Dampak jangka panjang

  1. Memperkuat identitas budaya melalui interpretasi musik religius tingkat internasional berkualitas tinggi.
  2. Menginspirasi siswa lain di Yogyakarta untuk terlibat dalam seni.
  3. Peluang jaringan dengan lembaga musik nasional dan internasional, membuka beasiswa dan lokakarya masterclass.

Aspirasi masa depan

Paduan Suara Anak Gita Maizan Partisipasi dalam BICF 2026dengan rencana untuk memasukkan 25 peserta lagi dan memperluas ke dalam genre paduan suara kontemporer. Sekolah juga bermaksud untuk mengintegrasikan a Program Teknologi Musik untuk memadukan vokal tradisional dengan produksi digital.